Tangis Keluarga Pecah di Tepi Sungai Cimanuk, Mahasiswa Polindra yang Hilang Belum DitemukanIlustrasi Tangis Keluarga Pecah di Tepi Sungai Cimanuk

Tangis Keluarga Pecah di Tepi Sungai Cimanuk, Mahasiswa Polindra yang Hilang Belum Ditemukan

Indramayu — Suara tangis pecah di tepi Sungai Cimanuk, tepatnya di sekitar Bendungan Karet Bangkir, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Minggu (9/11/2025). Sejak pagi, keluarga Muhammad Lana Wiratno (25) setia menunggu di pinggir sungai, berharap mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) itu segera ditemukan setelah dinyatakan hilang saat kegiatan rafting.

“Inginnya cuma Lana cepat ditemukan,” ucap seorang perempuan paruh baya dengan suara bergetar. Perempuan itu adalah bibi korban yang telah merawat Lana sejak kecil.

Hal itu dibenarkan oleh Taryono (52), Lurah Terusan, Kecamatan Sindang, yang juga paman korban. Ia mengatakan bahwa bibi tersebut sudah mengasuh Lana sejak usia taman kanak-kanak karena orang tuanya sibuk berdagang.

“Saya juga paman korban, waktu kecil Lana sempat tinggal dan dirawat istri saya. Kalau yang tadi menangis itu adik ipar saya,” tutur Taryono saat ditemui di lokasi pencarian.

Menurutnya, keluarga masih bertahan di sekitar sungai menunggu kabar terbaru dari tim pencari. “Sampai sekarang belum ada informasi baru,” ujarnya lirih.

Diketahui, insiden itu terjadi saat tujuh mahasiswa anggota Mapala Polindra mengikuti kegiatan rafting di Sungai Cimanuk. Perahu karet yang mereka tumpangi terjebak pusaran air di Bendungan Karet Bangkir.

Lima orang berhasil diselamatkan, sementara dua mahasiswa lainnya, Agung dan Muhammad Lana Wiratno, masih belum ditemukan hingga kini.

 Polairud Polres Indramayu, AKP Asep Suryana, mengatakan proses pencarian masih terus dilakukan. “Tim gabungan masih melakukan penyisiran dari lokasi kejadian hingga pintu air Waledan di Kecamatan Cantigi, sekitar 20 kilometer dari titik awal,” jelasnya.

Ia menegaskan, pencarian dilakukan dengan melibatkan unsur SAR, kepolisian, TNI, relawan, dan warga sekitar. Hingga Minggu sore, hasilnya masih nihil. (cha)